Pada akhir tahun sekolah, seorang guru TK menerima hadiah dari murid-muridnya. Anak pemilik toko bunga yang duluan memberi. Guru menggoyangkan kado itu. “Aku yakin aku tahu apa itu. Beberapa bunga..”
Anak itu berkata, “Bagaimana Ibu tahu?” “Oh, hanya menebak,” katanya.
Anak itu berkata, “Bagaimana Ibu tahu?” “Oh, hanya menebak,” katanya.
Murid berikutnya adalah putri pemilik toko permen. Guru memegang hadiah itu, menggoyangnya, dan berkata, “Aku yakin aku bisa menebak apa itu. Sebuah kotak permen.”
“Itu benar, tapi bagaimana kau tahu?” tanya gadis itu. “Oh, hanya menebak,” kata gurunya.
Hadiah berikutnya adalah dari anak pemilik toko minuman keras, Lae Togar. Guru memegang paket itu, tapi paket itu bocor. Dia menyentuh setetes kebocoran itu dengan jarinya dan menyentuh ke lidahnya.
Hadiah berikutnya adalah dari anak pemilik toko minuman keras, Lae Togar. Guru memegang paket itu, tapi paket itu bocor. Dia menyentuh setetes kebocoran itu dengan jarinya dan menyentuh ke lidahnya.
“Apakah anggur?” tanya guru. “Tidak,” jawab Lae Togar, dengan gembira.
Guru mengulanginya, mengambil cairan dari kado yang bocor itu ke lidahnya. “Apakah sampanye?” ia bertanya.
“Tidak,” jawab Lae Togar, dengan lebih banyak tersenyum.
Guru mengulanginya, mengambil cairan dari kado yang bocor itu ke lidahnya. “Apakah sampanye?” ia bertanya.
“Tidak,” jawab Lae Togar, dengan lebih banyak tersenyum.
Guru mencicipi lagi sebelum menyatakan, “Aku menyerah, apa itu?”
Lae Togar: “Itu anak anjing!” (*)
Lae Togar: “Itu anak anjing!” (*)
%$#@% Ha..ha..ha..ha..ha..ha
